Kehidupan Rasulullah dalam rumah tangganya yang penuh kesederhanaan telah memberikan contoh bagi kita semua, beliau jauh sekali dari kesan mewah meskipun itu mudah bagi beliau untuk bermewah-mewah sebagai seorang Raja di Mekah waktu itu. Mulai dari perabotan rumah tangga, makanan dan minumannya, pakaian yang digunakan sehari-haripun sangatlah sederhana. Ada suatu riwayat dari Bukhori yang menceritakan bahwa Aisyah R.A istri Rosul sempat mengeluh kepada keponakannya Urwah:
"Lihatlah Urwah, kadang-kadang berhari-hari dapurku tidak menyala dan aku menjadi bingung olehnya", Urwah bertanya:"Apakah yang menjadi makananmu sehari-hari?"
Jawab Asyiah:"Paling untung yang menjadi makanan pokok itu kurma dan air, kecuali jika ada tetangga-tetangga anshor mengantar sesuatu kepada Rasulullah, maka dapatlah kami merasakan seteguk susu". Bahkan Rasulullah menegaskan:"Kami adalah golongan yang tidak makan kecuali kalau lapar, dan jika kami makan tidaklah sampai kekenyangan".
Riwayat sahabat Annas R.A menceritakan, bahwa Rasulullah pernah bersabda "Ketakutanku kepada Allah melebihi daripada orang lain, dan kegetaranku kepadaNya tak ada bandingannya. Kadang-kadang kulalui 30 hari lamanya dengan tak punya simpanan makanan di rumah, sehingga Bilal datang mengepit roti yang kami makan bersama-sama.
Riwayat dari Ibnu Mas'ud R.A menerangkan bahwa ia pernah masuk ke rumah Rasulullah, dan didapatinya Nabi sedang berbaring diatas sepotong anyaman daun kurma (tikar) yang memberikan bekas di pipi Beliau. Dengan sedih Ibnu Mas'ud bertanya: " Ya Rasulullah, apakah tidak baik aku mencari sebuah bantal untukmu". Nabi menjawab:"Tak ada hajatku untuk itu. Aku dan dunia adalah laksana seorang yang sedang bepergian, sebentar berteduh dikala hari sangat terik dibawah naungan sebuah pohon yang rindang, untuk kemudian berangkat pula dari situ kearah tujuannya. Subhanalloh... (hambamu yang sombong ini tidak bisa mengikuti jejakmu ya Rasul
"Lihatlah Urwah, kadang-kadang berhari-hari dapurku tidak menyala dan aku menjadi bingung olehnya", Urwah bertanya:"Apakah yang menjadi makananmu sehari-hari?"
Jawab Asyiah:"Paling untung yang menjadi makanan pokok itu kurma dan air, kecuali jika ada tetangga-tetangga anshor mengantar sesuatu kepada Rasulullah, maka dapatlah kami merasakan seteguk susu". Bahkan Rasulullah menegaskan:"Kami adalah golongan yang tidak makan kecuali kalau lapar, dan jika kami makan tidaklah sampai kekenyangan".
Riwayat sahabat Annas R.A menceritakan, bahwa Rasulullah pernah bersabda "Ketakutanku kepada Allah melebihi daripada orang lain, dan kegetaranku kepadaNya tak ada bandingannya. Kadang-kadang kulalui 30 hari lamanya dengan tak punya simpanan makanan di rumah, sehingga Bilal datang mengepit roti yang kami makan bersama-sama.
Riwayat dari Ibnu Mas'ud R.A menerangkan bahwa ia pernah masuk ke rumah Rasulullah, dan didapatinya Nabi sedang berbaring diatas sepotong anyaman daun kurma (tikar) yang memberikan bekas di pipi Beliau. Dengan sedih Ibnu Mas'ud bertanya: " Ya Rasulullah, apakah tidak baik aku mencari sebuah bantal untukmu". Nabi menjawab:"Tak ada hajatku untuk itu. Aku dan dunia adalah laksana seorang yang sedang bepergian, sebentar berteduh dikala hari sangat terik dibawah naungan sebuah pohon yang rindang, untuk kemudian berangkat pula dari situ kearah tujuannya. Subhanalloh... (hambamu yang sombong ini tidak bisa mengikuti jejakmu ya Rasul